25.9 C
Padang
Thursday, October 2, 2025
spot_img

This Weekend! Pameran Fotografi, Art, Pemutaran Film dan Peluncuran Buku Fatris MF “Di Bawah Kuasa Naga” di Taman Budaya Sumbar

Frens, kita ada kegiatan seru lagi nih setelah selama bulan puasa kita fokus beribadah lalu tumbang akibat kombinasi sirup dan kacang tojin selama lebaran. Akhir pekan ini mulai hari Kamis 25 April 2024 sampai dengan Minggu 28 April 2024 akan ada Pameran Fotografi, Art, Pemutaran Film dan Peluncuran Buku “Di Bawah Kuasa Naga” karya Fatris MF bertempat di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat. 

Jika nama Fatris MF mungkin belum familiar bagi kamu, coba saja tilik akun instagramnya, nikmati umpatan dan segala keresahannya yang kerap ia unggah melalui story instagram. Selain itu ia adalah pengkisah nan ulung, beberapa buku telah lahir dari pria yang bermukim di Siteba ini. Nah, selain menulis ia pun piawai membidik lensa lewat kamera, “Di Bawah Kuasa Naga” adalah upaya kedua hal tersebut diatas yang coba dilakukan oleh Fatris MF.

“Di Bawah Kuasa Naga” adalah pameran fotografi dan seni rupa. Foto-foto dokumenter hasil perjalanan Fatris MF ke Pulau Komodo menampilkan keseharian masyarakat di dalam Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur yang tengah digadang-gadang sebagai destinasi wisata premium namun berimplikasi pada suhu politik yang memanas.

“Di Bawah Kuasa Naga merupakan pameran tentang kehidupan orang-orang di wilayah Taman Nasional Komodo yang mengalami penggusuran demi perlindungan komodo, naga terakhir yang hidup di bumi,” ujar kurator pameran “Di Bawah Kuasa Naga” Uyung Hamdani (23/04).

Bagi Uyung, memilih Padang sebagai tempat pameran foto yang diambil fotografer Fatris MF di Pulau Komodo punya beberapa alasan. Pertama, mendorong minat fotografer muda Sumatra Barat (Sumbar) untuk mendalami foto dokumenter seperti yang dikerjakan Fatris MF. Kedua, apa yang menjadi persoalan di Pulau Komodo juga terjadi di wilayah Sumbar. “Di antaranya isu kebudayaan yang lambat laun cuma jadi simbol semata, karena percepatan pembangunan pariwisata oleh pemerintah hari ini tidak memberi ruang bagi masyarakatnya sendiri,” papar Uyung.

Selain itu “Di Bawah Kuasa Naga” merupakan bentuk penawaran pola non-konvensional dalam berpameran di Sumatera Barat. Foto-foto jepretan Fatris akan disusun berdasarkan cerita yang ditulisnya sendiri dalam buku terbarunya. Beberapa foto akan digabung atau dijajar secara berdekatan dan beberapa foto lainnya akan berdiri sendiri, tetapi tidak lepas dari kesatuan cerita “Di Bawah Kuasa Naga”. Foto-foto yang dipajang akan diterjemahkan oleh perupa Ariq Alhani dengan pendekatan artistik, yakni lukisan dinding atau mural.

“Dalam perkembangannya fotografi ternyata tidak lagi semata milik juru foto. Bagi seniman seperti Ariq, foto menjadi medium seni rupa. Proses antara juru foto menghasilkan foto dan foto yang dijadikan medium seni rupa ini punya pendekatan yang berbeda walaupun dengan pembacaan isu yang sama,” jelas Uyung.

Menurut Uyung, perbedaan lintas ilmu ini menjadi kekuatan tersendiri saat digabungkan dalam pameran. Di satu sisi akan ada foto yang dipajang khas pameran foto, sisi lainnya adalah seni rupa yang berbahan dasar sebuah foto. “Foto-foto Fatris MF akan direspon dengan mural dan instalasi dari Ariq Alhani. Ariq bertugas untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan Fatris melalui foto dengan sentuhan-sentuhan visual,” sambung Uyung.
Jadi sudah adalah tujuan kita akhir ini kan, frens?

(VRD/VRD)

Redaksi Syne
Redaksi Syne
Kerja kolaboratif Tim Redaksi Syne.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest Articles