29 C
Padang
Monday, April 21, 2025
spot_img

Film “Home Sweet Loan”, Tentang Bungsu dan Mimpinya

Home Sweet Loan, film ini sukses membuat saya terhanyut dengan alur cerita dan emosi yang ada. Membawa point of view anak bungsu di era sekarang yang tak jarang menjadi generasi sandwich, mungkin film ini merupakan bentuk apresiasi dan validasi perasaan bagi si para bungsu. Apalagi film ini didukung oleh soundtrack yang dinyanyikan oleh Idgitaf, membuat film ini bukan main emosionalnya, berikut saya akan review film Home Sweet Loan untuk WargaSyne.

Home Sweet Loan merupakan sebuah film adaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama karangan Almira Bastari. Novel ini rilis di tahun 2022 dan juga mendapat pujian dari para pembaca yang akhirnya film ini adalah hasil dari usaha Home Sweet Loan mengkomunikasikan buku nya ke medium audio visual yang layak untuk dinikmati. Dalam sebuah adaptasi tentu tidak plek-ketiplek sama apa yang ada di buku, namun alur cerita dalam film ini tetap apik dan tidak ada missing point. Saya rasa, penulis naskah nya sangat lihai untuk memilih part mana yang harus dimasukan ke film dan part mana yang tidak.

Home Sweet Loan menceritakan Kaluna (Yunita Siregar) adalah seorang pegawai kantoran yang baru mulai merintis karir. Di rumah, Kaluna adalah anak bungsu yang berasal dari keluarga sederhana. Kaluna menetap di rumah orang tuanya, yang juga ditempati oleh kedua kakaknya serta keponakannya. Kondisi ini membuat rumahnya menjadi ramai dan Kaluna sering merasa terganggu. Ia pun bermimpi untuk mempunyai rumah sendiri layaknya orang dewasa yang sukses.

“Jika semua bersandar padaku, lalu aku bersandar kemana?” – Berakhir di Aku, Idgitaf (Soundtrack “Home Sweet Loan”)

Film ini sukses menempatkan saya ke dalam keresahan yang dirasakan Kaluna. Emosi yang tidak berapi-api, melainkan ujian yang datang bertubi-tubi. Saya jadi sering menghela nafas berat ketika satu persatu konflik datang ke Kaluna, sebegitunya film ini mempengaruhi saya sehingga saya tahu persis rasanya menjadi Kaluna. Emosi yang tidak berapi-api ini diisyaratkan melalui ekspresi Kaluna yang sederhana, emotionless, dan insecure. Kesederhanaan Kaluna juga tidak hanya tergambar dari ekspresinya, tapi juga di pilihan outfit Kaluna yang sederhana, dibanding outfit dari teman-teman di kantor nya.

Sejak awal film ini dimulai, penonton sudah diperlihatkan dengan sesuatu yang sederhana, seperti rumah Kaluna yang luas tapi terlihat kecil karena dipenuhi dengan barang-barang jadul yang tidak penting, mobil jadul yang dipakai Kaluna, makan siang di warteg, dan masih banyak scene-scene yang lainnya. Selain itu, masalah dan konflik yang ditunjukan dalam film ini berlangsung sangat familiar dan relatable bagi para bungsu plus sandwich generation. Namun, film ini tidak hanya mendayu yang emosional, masih ada terselip cerita romansa dan komedi antara Kaluna dan Danan (sahabat dekat Kaluna) sehingga membuat kemasan film ini tidak hanya haru atau sedih belaka.

Film Home Sweet Loan rasanya sangat disayangkan untuk kamu lewatkan, WargaSyne sudah bisa menikmati film ini di bioskop kesayanganmu per 26 September 2024 ini ya!

Yuk, ajak adik, sahabat, kerabat, atau teman mu yang bungsu untuk nonton film ini!

(DRA/VRD)

Diah Risqika
Diah Risqika
A woman who loves making another dimension in her head. A paw-addict and also biggest fans of sambel terasi.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest Articles